Asura’s Wrath harus diakui merupakan salah satu game yang cukup diantisipasi oleh gamer di tahun 2012 ini. Penampilan pertamanya di ajang Tokyo Game Show 2010 silam memang menawan. Capcom dan CyberConnect2 menghadirkan
kesan pertama yang begitu memesona lewat trailer dan screenshot yang
memperlihatkan pertarungan Asura melawan musuh dengan ukuran super
masif. Rumor yang berkembang saat itu mengkategorikan Asura’s Wrath
sebagai saingan terberat God of War. Keduanya “disimpulkan” mirip satu
sama lain, hanya dengan pendekatan mitologi yang berbeda. Asura’s Wrath
dipercaya datang sebagai game hack and slash pertama yang membawa mitologi dunia Timur sebagai basis plotnya.
Seiring dengan proses
pengembangan yang ada, Asura’s Wrath ternyata tidak seperti yang
dibayangkan di awal pengenalan pertamanya. CyberConnect2 mulai
menyuntikkan sedikit elemen “unik” seperti ledakan, battlestation,
teknologi, dan laser ke dalamnya, sesuatu yang jauh dari kesan
“mitologi”. Hal ini tentu sempat membuat gamer bingung akan konsep game
ini sebenarnya. Capcom pun menjawab dengan menyatakan Asura’s Wrath
sebagai sebuah game yang menggabungkan dua dunia yang saling
bertolakbelakang:science fiction dan mitologi.
Dunia dewa yang diwakili oleh Asura akan digambarkan sebagai peradaban
dengan teknologi super canggih yang ditugaskan untuk melindungi bumi.
Pada titik ini, sebagian besar dari kita tentu masih melihat Asura’s
Wrath sebagai kandidat “game hack and slash” terbaik di tahun 2012 ini. Namun kenyataannya? Tidak seperti yang kita bayangkan.
Kesan Pertama
Sebagai game yang dibangun dengan Unreal Engine,
Asura’s Wrath harus diakui berhasil menghadirkan visualisasi yang
memanjakan mata lewat desain karakter dan dunia yang dihadirkan,
walaupun kualitas grafisnya sendiri tidak terlalu menonjol. Berangkat
dari keinginan untuk
sebelum itu, klik dibawah ini.
<p>Your browser does not support iframes.</p>
merasakan sebuah game hack and slash
yang berkualitas, Asura’s Wrath ternyata adalah sebuah game yang
berbeda dibandingkan yang kita bayangkan selama ini. Apa pasal?
Alih-alih mengkategorikannya sebagai saingan terberat God of War, ia
lebih cocok dikatakan sebagai game penerus genre ala “Heavy Rain” yang populer di Playstation 3.
Dari 3 jam permainan awal, Anda
hanya akan sesekali terlibat dalam pertarungan tangan kosong melawan
musuh yang ada. Terus apa yang Anda lakukan di sebagian besar sisa
waktu? Anda akan terjebak untuk menyaksikan cut-scene yang ada dan
bersiap untuk mengeksekusi setiap tombol aksi yang muncul di active cut-scene.
Di beberapa kesempatan Anda akan diminta untuk mengendalikan Asura
dalam genre shooter ala game pesawat, lengkap dengan sistem lock-on dan
sebagainya. Kesan pertama? Asura’s Wrath tidak didesain sebagai sebuah
game yang mengutamakan gameplay, tetapi lebih kepada cerita dan
bagaimana CyberConnect2 memvisualisasikannya. Anda akan merasa seperti
membaca sebuah visual novel atau bahkan menonton film, hanya aza dalam
format interaktif.
Walaupun demikian, harus diakui
bahwa semua cut-scene penuh aksi di Asura’s Wrath selama jam-jam awal
permainan berhasil dibangun dengan apik dalam gaya sinematik yang begitu
elegan. Momen hack and slash nya sendiri juga tampil begitu baik. Tidak
percaya? Anda bisa menyimak screenshot-screenshot menawan yang sudah
kami tangkap untuk memberikan sedikit gambaran. Jangan lupa tunggu
reviewnya minggu depan! Arghhhhh….!!! Argggggghhhhhhhhh…!!
0 komentar:
Posting Komentar